SELAMAT DATANG DI HMI KOMISARIAT BONDOWOSO

SELAMAT DATANG DI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) KOMISARIAT BONDOWOSO

Sunday, October 21, 2012


MAKALAH

“KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF VS TRANSAKSIONAL DALAM ORGANISASI”

Oleh : Moh. Fajri
(Wasekum PPPA)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Didalam tatanan masyarakat atau sebuah organisasi tentunya sudah tidak asing dengan istilah pemimpin. Yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah apakah makna dari kepemimpinan itu?
Istilah tersebut bisa kita artikan bahwa pemimpin adalah seseorang  yang dipercayakan untuk mengatur orang lain. Dari kata pemimpin itulah baru akan muncul sebuah istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang panjang.
Seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam kehidupan, sedikitnya ada tiga hal yang membuat kita membutuhkan figur seorang pemimpin, yaitu:
a)      Sebagai tempat pengambil alihan resiko bila terdapat sebuah tekanan terhadap kelompoknya;
b)      Dalam babarapa situasi figur pemimpin perlu tampil untuk mewakili kelompoknya;
c)      Sebagai tempat peletakan jabatan dll.
Ada sebuah kata mutiara dari salah satu tokoh dunia yaitu " (Ken Callahan). Ketika para manajer repot dengan kebijakan, para bos dengan kuasa-kuasa, para pelatih dengan proses, dan para tokoh kharismatis dengan peristiwa-peristiwa besar, semestinya para pemimpin repot dengan urusan menolong orang menemukan makna hidup yang terdalam.”
Ungkapan diatas menggambarkan betapa pentingnya seorang pemimpin dalam kehidupan, dalam sebuah organisasi, masyarakat maupun bernegara. Untuk menjadikan kegiatan dan urusan kita menjadi lebih baik dan mudah.
Dalam istilah kepemimpinan ada berbagai Tipologi, seperti Otokratik, Paternalistik, Kharismatik, Laises Faire, maupun Demokratik. Juga ada beberapa gaya kepemimpinan yang dimiliki dan diterapkan oleh Para Pemimpin baik Pemimpin Organisasi maupun Negara. Seperti Kepemimpinan Transformatif, Kepemimpinan Transaksional, Kepemimpinan Situasional, Kepemimpinan Kontingensi dan lain-lain. Jika kita menilai efektifitas dari Tipologi dan Gaya tersebut, tentunya harus kita kembalikan kepada bagaimana seorang Pemimpin tersebut menjalankannya serta situasi yang sedang terjadi pada saat itu.
Didalam makalah ini penulis sengaja mengambil judul tentang “Kepemimpinan Transformatif vs Kepemimpinan Transaksional Didalam Organisasi” untuk dijadikan sebagai kajian. Karena hal tersebut bagi penulis merupakan hal yang baru. Sehingga, sangat menarik untuk dipelajari.
1.2      Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian Kepemimpinan Transformatif dan Kepemimpinan Transaksional?
2.      Adakah perbedaan antara Kepemimpinan Tranformatif vs Kepemimpinan Transaksional?
1.3     Tujuan Penyusunan Makalah
1.      Sebagai persyaratan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diadakan oleh HMI Cabang Jember;
2.      Ingin  belajar dan memperdalam cara pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang baik dan benar.
1.4  Manfaat
1.        Bagi Penulis
Sebagai pengenalan terhadap Gaya Kepemimpinan Transformatif dan Gaya Kepemimpinan Transaksional.
2.        Bagi Pembaca
Sebagai bahan atau tambahan pengetahuan tentang Kepemimpinan.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Kepemimpinan Transformatif
Kepemimpinan Transformatif merupakan Gaya Kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.
Kepemimpinan Tranformatif pertama kali dikemukakan oleh McGregor Burns. Berkaitan dengan hal ini Bernard Bass dan beberapa tokoh juga memaparkan devinisi tentang kepemimpinan transformatif. Tetapi secara garis besar dari devinisi tersebut ialah ” Leadership and performance beyond expectations.”
       2.1.1 Ciri-ciri Kepemimpinan Transformatif
1)         Idealized Influence (Charismatic Influence)
     Idealized Influence mempunyai makna bahwa Pemimpin Transformatif adalah sosok pemimpin yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan mampu menyihir bawahannya untuk mengikuti Pimpinan. Pemimpin Transformatif menjadi role model yang dikagumi, dihargai dan diikuti oleh bawahannya. Karena kharisma yang dimilikinya ditunjukkan melalui perilaku pemahaman terhadap Visi dan Misi Organisasi, pendiriannya yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap keputusan yang telah diambil serta menghargai bawahan.
2)        Inspirational Motivation (Memberikan Inspirasi dan Motivasi)
     Inspirational Motivation berarti karakter Pemimpin yang mampu mendorong bawahannya kepada tingkat yang lebih tinggi.

3)        Intellectual stimulation (Mampu Mendorong Anggota Untuk Selalu      Kreatif dan Inovatif)
     Intellectual Stimulation adalah karakter seorang Pemimpin Transformatif    yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan            dengan cermat dan rasional. Karakter ini mendorong bawahan untuk selalu Kreatif dan Inovatif dalam mencari cara baru yang lebih efektif didalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
4)        Individualized Consideration (Memahami Karakter Anggota)
     Individualized Consideration adalah karakter seorang Pemimpin yang mampu memahami sebuah perbedaan dan karakter individu diantara bawahannya. Pemimpin Transformatif mampu mendengarkan aspirasi bawahannya. Selain itu, Pemimpin Transformatif mampu melihat potensi dan keinginan bawahannya.
2.2     Syarat-Syarat Untuk Menerakan Kepemimpinan Transformatif
Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya Kepemimpinan Transformatif, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut :
1)   memahami visi dan misi organisasi;
2)    memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis         (swot);
3)   merumuskan rencana strategis organisasi;
4)   menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan     rencana startegis pada seluruh anggota organisasi;
5) mengendalikan rencana strategis melalui manajemen pengawasan yang        tepat;
6)    memahami kebutuhan para anggota;
7)    memahami kapasitas para anggota;
8)    mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas anggota;
9)    mengapresiasi hasil pekerjaan anggota.

2.3     Kepemimpinan Transaksional
Bycio mendevinisikan Kepemimpinan Transaksional adalah gaya kepemipinan dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan (anggota) yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran atau yang kita kenal dengan sebutan barter didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
2.4         Ciri-ciri  Kepemimpinan Transaksional
Ketika kita melihat devinisi dari Kepemimpinan Transaksional pada devinisi diatas. Yaitu seorang pemimpin yang memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan anggota yang manitik beratkan pada hubungan pertukaran. Maka dapat kita ketahui ada beberapa kesamaan antara seorang pemimpin yang bergaya Kepemimpinan Transaksional dengan ciri-ciri seorang Manajer. Yaitu;
1)    Motivasi Kekuasaan
Pemimpin Transaksioner akan diikuti oleh anggotanya karena      kekuasaannya. Jadi Peimpin Transaksioner harus berada pada posisi          puncak.
2)    Percaya Diri
Pemimpin Transaksioner sangat percaya diri didalam memimpin kegiatan           orgaisasi karena status antara pimpinan dan anggota sangat jelas       perbedaannya. (menjunjung tinggi status).
3)    Mengedepankan Legalitas
Penyelesaian terhadap suatu permasalahan menggunakan pendekatan     formal legal.
4)    Responsif
Pemimpin Transaksioner mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan            menjelasakan apa yang akan mereka dapatkan apabila kinerjanya Sesuai        dengan harapan.


2.5  Efektifitas Kepemimpinan Transformatif Vs Kepemimpinan Transaksional
Berkaitan dengan pengaruh gaya Kepemimpinan Transformatif terhadap perilaku anggota atau karyawan, Podsakoff dkk. (1996) mengemukakan bahwa gaya Kepemimpinan Transformatif  merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi, dan perilaku karyawan di mana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin, motivasi, kepuasan kerja dan mampu mengurangi sejumlah konflik yang sering terjadi dalam suatu organisasi. Sehinnga apabila kebutuhan anggota yang lebih tinggi, seperti harga diri dan aktualisasi diri, hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya Kepemimpinan Transformatif.
Sedangkan mengenai hirarki kebutuhan manusia. kebutuhan karyawan atau anggota yang sifatnya lebih rendah, seperti kebutuhan fisiologis dan rasa aman hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya Kepemimpinan Transaksional.



BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah hubungan antar pribadi dalam suatu kelompok yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan Transformatif merupakan gaya kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi.
       Karakteristik Kepemimpinan Transformatif :
1)        idealized influence;
2)        inspirational motivatio;
3)        intellectual stimulation;
4)        individualized consideration.
       Syarat-Syarat Menjadi Pemimpin Transformatif :
1)    memahami visi dan misi organisasi;
2)    memahami lingkungan organisasi;
3)    merumuskan rencana strategis organisasi;
4)    menginternalisasikan visi, da misi organisasi;
5)    mengendalikan rencana strategis melalui manajemen;
6)    memahami kebutuhan para anggota;
7)    memahami kapasitas para anggota;
8)    mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas anggota;
9)    mengapresiasi hasil pekerjaan anggota.
Transaksional adalah gaya kepemipinan dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan (anggota) yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran atau yang kita kenal dengan sebutan barter didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.

Ciri-ciri  Kepemimpinan Transaksional :
1)      motivasi kekuasaan;
2)      percaya diri;
3)      mengedepankan legalitas;
4)      responsif.
       Efektifitas Kepemimpinan Transformatif dan Kepemimpinan Transaksional
Ø  apabila kebutuhan anngota yang lebih tinggi, seperti harga diri dan aktualisasi diri, hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya Kepemimpinan Transformatif.
Ø  Kebutuhan karyawan atau anggota yang sifatnya lebih rendah, seperti kebutuhan fisiologis dan rasa aman hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya Kepemimpinan Transaksional.

Berdasarkan uraian diatas. Kepemimpinan didalam kehidupan berorganisasi khususnya organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sangat relevan dan cocok untuk menerapkan sebuah kepemimpinan Transformatif karena karakter  Pemimpin pada model Kepemimpinan Transformasi lebih sempurna dibandingkan dengan Kepemimpinan Transaksional. Lebih memanusiakan manusia.
3.1      PENUTUP
Akhir kata dari penulis dalam makalah ini, saya mengucapkan syukur alhamdulillah yang tiada terhingga pada Allah S.W.T. Penulis ucapkan trimakasih juga kepada Kakanda selaku team verivikasi yang sudah mau menguji karya tulis ini. Meskipun karyatulis ilmiah yang saya rangkum dalam makalah ini sangat jauh dari sempurna.

Billahi Taufik Walhidayah.
Wassalamualaikum Wr.Wb.


DAFTAR PUSTAKA
Rivai Veithzal, 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, edisi kedua.Jakarta: Rajawali Pers.
Wirjana,R.Bernadine. Supardo Susilo,2005. Kepemipinan,Yogyakarta: Andi.
Rivai Veithzal dan Mulyadi Dedi, 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi,   edisi ketiga.Jakarta: Rajawali Pers.
Mahyudin,H.2004. Kepemimpinan Masyarakat Madani,Jakarta: Nim Press.
Conger,A.Jay,1997. Pemimpin Kharismatik: Jakarta: Banirupa Aksara.
Latihan Badan Pengelola Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang         Jember,2009. Hand Out Basic Training: Bondowoso: Doni.

No comments:

Post a Comment